Senin, 09 Januari 2017

kepo ? Rasanya jadi Mahasiswa bagi saya

Rasannya jadi mahasiswa ituhhhh?????? emhhh.. menurut saya...

alhamdulillah usia saya mencapai 18+. dimana saya berada ditahap generasi z . saya pribadi merasa sangat bersyukur hidup dimana transportasi sudah begitu canggih, benda ekonomi juga mudah dijangkau, dan tinggal disebuah kota yakni tepatnya di sekitaran jl.setiabudi bandung. seperti layaknya film2 barat, saya hidup sendirian dengan mengontrak sebuah kamar ukuran sekitar 3x4 (termasuk toilet). keadaan yang nyaman dengan wc duduk, kran shower, dan pintu langsung keluar balkon , jalan sedikit kedepan , melewati gang2 kecil yang penuh dengan anak2 kecil usia 4 hingga 9 tahunnan dengan asyiknya bermain bola, juga melewati berbagai macam kossan baik putra maupun putri. disana juga banyak mahasiswa yang sepertinya orang2 jauh macam2 orang sumatra ada, macam2 orang papua juga ada. dari orang yang paling cantik dan ganteng hingga orang yang biasa - biasa juga ada. ada juga orang2 yang tampak begitu kuat, pandangan terarah pada 1 tujuan,fisiknya begitu tegap dan berjalan sangat sigap tampak gagah menggendong ransel dan menggenggam beberapa tumpuk buku dan laptop, ada juga orang yang tidak bisa melihat dia memakai tongkat dan intuisi sebagai alat bantu berjalan. tanpa pendamping ataupun pengawasan. seperti orang biasa ia berjalan menuju kampus. ada juga laki-laki seksi yang bertubuh ideal,kulit tampak gelap,lebih tinggi diatas saya memakai baju olah raga mereka bergerombolan sambil berjalan seperti habis kelelahan berolah raga . ada juga perempuan-perempuan cantik mengenakan rok span ketat dan tampak membelah dan juga membentuk lekukan badan dan berkerudung pasmina dibulat-balit. semua macam itu banyak sekali rupanya di upi *universitas pendidikan indonesia#. yaps, sudah beberapa bulan ini saya diam di bandung dan kuliah di upi. saya merasa amat bersyukur bisa masuk kuliah di upi karena bagi lingkungan saya, masuk upi adalah sesuatu yang waw. dimana spp nya begitu waw *katanya, masuk kuliahnya waw, dan juga orang2nya waw (hits dan pinter)#. sebenarnya semua universitas sama aja, baik swasta maupun negri. cuman cara orang menilai yang berbeda, tergantung kondisi keuangan, gaya hidup, dan juga kepintaran. ada juga yang bilang masuk upi itu murah, tempat buangan anak2 orang pinter dikota bandung. karena yang pinter2 sejatinya katanya masuk itb dan unpad. aku gabisa menyalahkan mereka karena setiap pandangan berbeda-beda. ada juga yang menilai bagus banget, ada juga yang menilai buruk banget.
rasanya kuliah di upi enak banget, karena ngga terlalu jauh dari rumah, akses antar tempat mudah, fasilitas memadai, pelayanan juga baik *tergantung staff adminnya# tapi lumayanlah. saya sudah 2x berobat di poliklinik upi secara gratis + obatnya. keperpus juga sudah gratis, ke lab tik nya juga gratis.
pada saat ospek universitas , namanya #MOKAKUUPI2016.  sangat berkesan sekali, banyak inspirator muda yang menyuarakan semangatnya dan kegigihannya. juga banyak tokoh2 ternama seperti ridwan kamil, ust.yusuf mansur dan anis baswedan yang turut memberikan pandangan2 tentang perjuangan mahasiswa dan pentingnya meraih pendidikan di usia seperti kita.saya sangat takjub melihat pemikiran-pemikirannya, melihat betapa mudahnya mereka mengajak kembali kami supaya seberhasil mereka tanpa takut tersaingi.
alhamdulillah, semangat itu mendorong saya mencapai cita cita tinggi, seperti lulus cumlaude, dapat beasiswa, berprestasi di kampus , ikut aktif berorganisasi dan memperjuangkat hak2 mahasiswa.
tapi terkadang sempat patah dengan pemikiran2 realistis dari teman2 seperjuangan, juga dengan pemikiran2 kolot dari orang yang lebih tua dari kita. sempat juga patah hati, sempat juga patah semangat , sempat juga korban php dosen, sempat jadi orang super sibuk dan juga sempat merasa setiap hari adalah weekend dimana pekerjaannya cuman kumpul dan ngobrol bareng temen dambil nonton drama korea yang menyentuh hati, sempet juga merasa paranoid dan ketakutan setengah mati gara2 matakuliah, gara2 dosen, gara2 hal2 mistis dan menyeramkan yang sempat terasa di kossan. tapi juga pernah merasa aman dan damai pekerjaannya tidur dan bangun.
setiap minggu juga pulang kampung gara2 harus bantuin orang tua dipabrik ngitung bayaran yang kerja bersama kakak dan adik tercinta, terkadang juga kami bergiliran. ada saatnya kakak saya harus kuliah dan seminar, atau panggilan kerja, atau juga acara kumpul2 yang membuat aku terpaksa menghitung bayaran senidirian, kadang didampingi mamah. kadang juga sebaliknya, kakak saya harus menghitung bayaran sendirian karena acara kampus saya/ ngga pulang kampung karena ada halangan. tapi selalu saya sempatkan pulang kampung demi membantu keluarga yang belum lama beberapa tahun ini memulai usaha sarung.kekeliruan sering terjadi, bahkan hingga 1 juta , juga terkadang surplus karena kelebihan kekitanya. tidak menenentu, dengan modal dasar aplikasi komputer microsoft excel. kita bersaudara menghitung dan membagikan gajih kepada karyawan tenun dan karyawan packing. alhamdulillah semua ini membuat saya semakin terbiasa. mungkin sudah takdirnya saya harus ada dalam bidang ini, padahal sebelumnya saya sma di jurusan sains, sempat kurang bisa terima kuliah di jurusan manajemen bisnis dan setiap minggu harus membantu ibu di pabrik. tapi mungkin saya harus menerima kenyataan ini karena sudah lelah terlalu sering mengikuti tes masuk kuliah di ptn beberapa kali hingga lelah, dan mentok di upi jurusan ini dan mencoba menerima kenyataan. kadang juga saya ikut packing sampai tengah malam sewaktu masih tinggal dimajalaya, ibu saya tidak terlalu mempermasalahkan pekerjaan rumah tangga, yangpenting target ibu aku / target aku sendiri tercapai.  tapi kadang saya suka risih dan lebih memilih membereskan pekerjaan rumah terlebih dahulu. meskipun banyak pekerja, namun ibu saya tidak merekrut pembantu rumah tangga, maka dari itu kami bertiga (bersaudara) harus saling membantu membereskan, jika tidak sama sekali, maka ibu saya terkadang memanggil pembantu panggilan, memang tidak tetap karena sebutuhnya saja.sulit dijelaskan secara detail bagaimana saya beraktivitas karena saya terkadang malu juga bercerita pada teman2 saya bahwa saya sering membantu orang tua dipabrik, karena jarang ada seusia saya bekerja dipabrik membantu ibu mengurus.
setiap jumat sabtu minggu pulang kampung, dan senin sampai kamis di kampus membuat saya sulit berdekatan dengan lawan jenis kecuali dengan teman di dikelas dan di unit kegiatan mahasiswa, rasanya malas sekali buat pacaran, karena disamping pacaran membuat dosa, juga terdapat sebuah ke traumaan setelah peristiwa semasa sma terjadi. yakni aku mengenalkan seorang pria baik, untuk pertamakalinya kepada orang tua namun pria itu tidak serius karena sudah merasa tidak cocok lagi lalu dia memutuskan pergi. setelah itu terkadang juga saya malu untuk mengenalkan / cerita kisah asmara kepada orang tua dan juga sulit untuk berkeinginan pacaran lagi *disamping tidak ada waktu juga pernah trauma masalalu# karena saya tidak mau mengenalkan sembarang pria, jangan lagi,jangan sampai lagi. tapi sebagai wanita saya juga masih normal kok, saya juga terkadang mengalami hal2 baper2an yang umum di alami remaja, galau. tapi untuk pecaran lagi sih, belum tau yah, karena masih ada trauma. pernah 1 kali setelah taruma pacaran lagi, tapi tetep gaenak aja, ga cocok. ya sudahlah. apaboleh dikata. memang jangan dulu pacaran kalau memang belom siap buat pacaran . takutnya ntar gagal lagi... hahaha...*begitulah kisah asmara seorang mahasiswi yang alay n baper#  hehe.

saya juga sangat menyukai sebuah gitar, gak peduli seberapa sakitnya masalah, seberapa perihnya tangan untuk memainkannya saya tetap menyukainya. entah kenapa nada2 yang dihasilkannya berirama dengan suara yang dikeluarkan, saya terkadang mencoba mencocokkan nada suara saya dengan suara gitar. dan jika di posting di instagram pasti ancur kuping kalian hehe, maklum saya masih belajar didasar,saya juga ga bisa nyanyi. dulu sewazktu sma pun saya sering bermain gitar hingga jam 2 malam.. terkadang mengganggu tetangga, namun karena saya jarang berinteraksi jadi saya lebih cuek sajaa hehe.. pokoknya saya sangat menyukai gitar.
apalagi yah ?

           hahaha.. masih kepo bagaimana seluk beluknya perkuliahan bagi saya..?
oke saya akan ceritakan, kuliah itu ternyata harus tahan iman, harus banyak cari muka didepan dosen tapi dengan otak berisi. saya sendiri masih belom banyak tugas jadi masih santai2 aja kuliahnya, berasa weekend every day, harus banyak2 berdoa, karena orang yang lebih pintar gak ngejamin ipk nya tinggi, dan orang yang bodoh gak ngejamin ipknya jelek. tidak menjamin lulus tepat waktu atau tidak. pokoknya harus banyak berdoa dan banyak solat. karena setiap dosen beda karakternya,

dosen yang minta jam lain buat tatap muka
terkadang dosennya jarang masuk karena keluar negri, dan kita merasa bahagia tidak ada dosen. padahal sebenarnya dosen harus membayar jam tatap muka dilain waktu, itu membuat kita harus bertemu dosen tersebut diwaktu weekend / diwaktu mepet tugas.

Jadi kenal istilah take in home
 di kampus juga mengenal istilan uas take in home, uts take in home. jadi ulangannya dibawa kerumah. dan nanti dikumpulinnya ke km lalu km serahkan ke dosennya.

tapi hal yang paling merdeka dari mahasiswa itu adalah dosen pengertian, nggak banyak tugas, nggak banyak masuk, tapi banyak tanda tangan absen kehadiran, jadi kita merasa tidak terbebani dengan hutang tatap muka dengan dosen.

sperti halnya guru sma maupun smp,
terkadang ada dosen yang iseng , tiba- tiba nyuruh kita kuis gitu aja, atau nyuruh ulangan tanpa persiapan apapun, atau tiba2 ngebatalin tugas gitu aja, atau juga seperti yang mengikuti maunya siswa padahal pas ulangan mematikan kita. kadang kita gak ngerti gitu apa sih maunya dosen ?

ada juga dosen php yang suka nge fix in kita 1 kelas buat remedial disaat kita udah pulkam, dan setelah kita balik lagi ke universitas taunya dibatalin , oh my god. ini benar benar mengecewakan banget, karena kita tidak bisa meneruskan weekend karena dilanda antara diremed / tidak.

ada juga dosen bodo amat. dari awal perkuliahan cuman ngasih modul gak pernah tatap muka sama sekali, itupun modul bukan dari dosen yang mengajar kita,. ini dosen parah banget T.T

ada juga dosen yang baik ceritanya ingin meringankan pikirankita dengan cara meluluskan semua mahasiswa sampe yang gak lulus juga dipaksa luluskan dan tau tau di transkip nilai dapat c+ 1 kelas, dan hanya beberapa orang tertentu yang dapat A.

saya sejauh ini baru kenal dengan dosen2 seperti ini, belum tau lebih detailnya lagi karena sekarang saya baru 1 semester kuliah, dan rasanya begitu wawwwww.. bagi saya..
disamping melatih kemandirian, melatih uji mental juga melatih keasbaran dalam mengahadapi kenyataan.
perjalanan saya sebagai mahasiswa masih jauh sekali, begitu curam dan melelahkan tapi 1 ingat pesan dan kesan saya saat ospek universitas "HIDUP MAHASISWA, HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar dan kritikan yg membagun!